WordPress.com News

Cari Blog Ini

Senin, 28 Februari 2011

Kesabaran Berbuah Manis

aku salut dengan pagi ini karena pagi ini sudah membuat aku kesal .pagi tadi, aku berangkat jam 07.30  untungnya aku menyisakan waktu 4 jam untuk waktu jaga-jaga dan bisa aku pakai untuk istirahat sebentar. dengan menaikki angkutan umum karena rumah aku dengan tol lumayan jauh. dari rumah sampai tol dibutuhkan waktu setengah jam (bayangin lamanya kaya apa) aku sih sudah terbiasa dengan keadaan hari ini karena hari ini hari senin hari dimana hari yang paling macet. aku tiba di tol dan menunggu kendaraan (bis) .kendaraan yang aku tumpangi emang jarang ada tapi kali ini aku ingin belajar bersabar untuk menunggu bis ini biasanya kalau tidak ada aku naik bis lain karena selain buang2 duit juga buang2 tenaga. tanpa disadari waktu sudah satu jam aku menunggu bis di tol Bekasi. aduuh bisa tua di jalan gue nii... aku pun melengos sudah dua botol air mineral aku abisin (ketauan rakusnya) ahaha.. akhirnya bis yang aku tumpangi datang juga.. satu setengah jam masih ada di Bekasi demi menunggu bis hhmmm... capek nian rasanya aku selonjorkan kaki-kaki ini. belum sampai 10 menit bis sudah penuh berdesak-desakan dan berpanas-panasan.. saya perhatikan orang-orang yang berdiri mungkin salah satu dari mereka ada teman-temanku ternyata memang tidak ada. mataku pun tertuju pada Ibu yang hamil tua sedang menggendong anaknya yang masih belita. kasihan aku melihatnya. aku ingin memberi tempat duduk ini tapi aku sendiri juga lagi sakit aku menunduk dan aku memikirkan bila ibuku seperti itu saat mengandungku beban-beban yang ada pada dirinya akan semakin berat apalagi ditambah dengan menggendong anak yang masih balita. akhirnya aku berdiri dan memberikan ibu itu kursi yang aku duduki.. "makasi ya Nak". ujar Ibu itu suaranya nampak datar karena kecapekan. perjalanan dari Bekasi ke kampusku yang berada di Jakarta Pusat. memakan waktu yang lama apalagi kalau ditambah macet . jalanan mulai macet lagi kini sudah tiga botol air yang aku habisin.. pantas saja kalau teman-temanku memanggil aku si gentong. 2 jam kemudian aku sampai di kampus aku putuskan untuk menambah "energi" alias makan.. makanan yang aku pilih makanan favorit nasi + ayam pecel ku lahap abis ayam itu sampai perutku kenyang aku panggil si Mas Min (yang punya warung makan) "Mba semuanya sudah di bayar". aku melongo' kaya orang bego "siapa mas, perasaan gue belum bayar". Mas Min menunjuk Ibu-ibu yang sedang memangku anaknya ternyata Ibu yang tadi. Alhamdulillah duit makan aku utuh hehehe.. aku menghampiri Ibu itu dan mengucapkan terima kasih karena sudah membantu ku untuk mengurangi jatah uang jajanku ^^.

teman-teman bukan maksud aku untuk pamer tapi. janganlah kalian mempertimbangkan untuk menolong seseorang meskipun orang itu bukanlah kenalan kalian. karena nantinya pasti akan sangat senang telah membantu orang (bukan bermaksud untuk mendapatkan imbalan atau ingin dipuji) tanpa kalian sadari, kalian sudah menjadi pahlawan untuk anda sendiri dan orang lain dan belajar untuk bersabar. ternyata bersabar itu indah lo rasanya meskipun awalnya memang terasa sangat pahit.

Minggu, 27 Februari 2011

9 Jenis Gangguan Mental

Menurut Prof dr HA Prayitno, SpKL (K) gangguan mental banyak macamnya, tetapi yang sering mengenai perempuan antara lain :
  1. Depresi Mayor gejalanya sedih sepanjang hari, kehilangan minat/kesenangan, berat badan turun 5%, sulit tidur, penurunan daya ingat, keletihan, rasa tidak berguna, konsentrasi berkurang, dan rasa ingin bunuh diri berulang.
  2. Kecemasan Umum, gejalanya : kekhawatiran berlebihan sekurangnya 6 bulan, sulit mengendalikan ketakutan, gelisah, mudah lelah, dan sulit berkonsentrasi.
  3. Panik,  gejalanya : rasa takut atau tidak nyaman yang timbul tiba-tiba dan mencapai puncaknya 10 menit kemudian berdebar, keluar keringat, tubuh gemetar, nafas pendek, rasa tercekik, nyeri dada, mual, lemas, pingsan, kehilangan kontrol, takut mati, kesemutan dan badan panas/dingin.
  4. Fobia Sosial, gejalanya rasa takut yang berlebihandan menetap tethadap sesuatu yang melakukan atau merendahkan, menghindari sosial tertentu, misalnya takut menghadiri pertemuan atau acara lain yang melibatkan banyak orang.
  5. Somatisasi. gejalanya riwayat banyak keluhan fisik sebelum usia 30 tahun, gangguan seksual, dan nyeri kepala, perut, punggung, sendi, dada, dan anus. sayangnya keluhan-keluhan itu tidak dapat dijelaskan pada pemeriksaan fisik. tingkat kejadian pria dan wanita 1:5.
  6. Histeria, gejalanya mengalami penurunan fungsi motorik (berupa kelumpuhan) dan sensorik. biasanya didahului stres. bila diperiksa secara fisik tidak ada kelainan.
  7. Psikomotorik, yakni gangguan psikologis yang memengaruhi terjadinya kondisi medis seperti gangguan lambung, usus, asma, hipertensi, nyeri kepala, dan jantung koroner. biasanya didahului stres.
  8. Kepribadian Histitionik, gejalanya ingin menjadi pusat perhatian, mudah tergoda seksual, bersifat provokatif, mudah emosi, pemikirannya dangkal, mementingkan penampilan fisik, bicaranya sangat menarik, suka mendramatisasi diri, dan mudah terpengaruh.
  9. Percobaan Bunuh Diri, gejalanya selalu sedih, murung, mengurung diri, sensitif, dan merasa hidup tidak berguna.

12 Cara Wanita Terhindar Stres

  1. rencanakan masa depan dengan lebih baik. lakukan sesuatu sesuai skala prioritas.
  2. hindarkan membuat perubahan besar sekaligus.
  3. terimalah diri anda sebagaimana adanya
  4. terimalah lingkungan anda sebagaimana mestinya
  5. berbuatlah sesuai kemampuan dan minat.
  6. buatlah keputusan yang bijaksana
  7. berpikirlah secara positif
  8. bicarakan persoalan anda dengan orang lain
  9. pelihara kesehatan anda dengan pola hidup seimbang
  10. membina persahabatan dengan orang lain (lingkunga, keluarga, kantor, dan rumah)
  11. luangkan waktu untuk diri sendiri
  12. lakukan relaksasi sekitar 10-15 menit.

Sindrom de la Tourette

Definisi
Suatu gangguan saraf dan perilaku (neurobehavioral disorder), dicirikan oleh aksi tak disadari, berlangsung cepat (brief involuntary actions), berupa tics vokal dan motor, juga disertai gangguan kejiwaan (psychiatric disturbances). 

Penyebab (Etiologi)
Genetik: 50% pada kembar monozigot, 8% pada dizigot. Neurokimiawi: lemahnya pengaturan dopamin di caudate nucleus.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), sindrom Tourette dapat dipicu (triggered) oleh stimulan seperti: methylphenidate dan dextroamphetamine, di samping juga adanya ketidakseimbangan (imbalance) atau hipersensitivitas terhadap neurotransmiter, terutama dopamin dan serotonin.
Riset yang dilakukan Cuker A et.al. (2004), berhasil menemukan candidate locus untuk Gilles de la Tourette syndrome/obsessive compulsive disorder/chronic tic disorder, yakni pada lokus 18q22.

Patofisiologi
Sindrom Tourette diduga merupakan suatu kelainan genetik, meskipun belum ada gen spesifik yang teridentifikasi. Bukti terbaru menunjukkan pola pewarisan yang kompleks dengan satu atau beberapa gen mayor, banyak tempat (multiple loci), low penetrance, dan pengaruh lingkungan.
Keluarga yang telah memiliki anak dengan Sindrom Tourette, maka anak berikutnya berisiko 25% menderita Sindrom Tourette.
Meskipun patofisiologi Sindrom Tourette belum diketahui, namun diduga terjadi perubahan pada neurotransmisi dopamin, opioid, dan sistem messenger kedua.

Epidemiologi
Anak lelaki:anak wanita = 3-5:1.
Prevalensi diperkirakan 0,03–1,6%, namun banyak kasus ringan yang luput dari perhatian medis.
Onset biasanya usia 7-8 tahun.
Sebanyak dua pertiga penderita mengalami perbaikan gejala saat dewasa, namun perbaikan total jarang terjadi.
Terdapat komorbiditas yang tinggi dengan kecemasan (anxiety), depresi, obsessive-compulsive disorder (OCD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).


Manifestasi Klinis
Tics motor dapat sederhana (misalnya: mata berkedip-kedip tak terkontrol, mengejapkan mata berkali-kali, sering mengangkat-angkat bahu) atau kompleks (misalnya: meniru gerakan orang lain atau echopraxia).
Tics vokal dapat berupa suara yang sederhana (seperti: menyalak) atau kata tunggal. Tics vokal klasik termasuk berkata jorok (coprolalia) dan menirukan atau mengulangi ucapan orang lain (echolalia). Tics seringkali diperburuk oleh stres fisik atau emosional.
Diagnosis
  1. Tics vokal dan motor multipel terjadi berkali-kali per hari, hampir setiap hari selama lebih dari satu tahun (tak ada periode bebas tic selama lebih dari tiga bulan).
  2. Onset sebelum usia 18 tahun.
  3. Ada kesulitan (distress) atau pemburukan (impairment) di dalam fungsi sosial.
Diagnosis Banding
  1. Dystonia 
    adalah gangguan gerakan neurologis, di mana kontraksi otot yang berkelanjutan menyebabkan gerakan berputar dan berulang atau postur abnormal [1] Kelainan herediter atau mungkin disebabkan oleh faktor lain seperti trauma fisik yang berhubungan dengan kelahiran atau lainnya, infeksi, keracunan (misalnya,. keracunan timbal) atau reaksi terhadap obat farmasi, khususnya neuroleptik. [1] Pengobatan sulit dan telah dibatasi untuk meminimalkan gejala gangguan tersebut, karena tidak ada obat yang tersedia.
     
  2. Ballismus
Penatalaksanaan
Menurut Fauci AS, et.al. (2008), penderita dengan gejala ringan hanya memerlukan edukasi dan konseling (untuk diri mereka dan anggota keluarga mereka)
Obat diindikasikan jika tics benar-benar mengganggu aktivitas atau menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Umumnya terapi dimulai dengan pemberian agonist clonidine, dimulai dari dosis rendah dan ditingkatkan dosis dan frekuensinya secara bertahap, sampai hasilnya memuaskan.
Guanfacine (0,5–2 mg/hari) merupakan agonist baru yang disukai oleh banyak dokter karena dosisnya hanya sekali dalam sehari.
Jika ini tidak efektif, dapat diberi antipsikotik. Neuroleptik atipikal (risperidone 0,25–16 mg/hari, olanzapine 2,5–15 mg/hari, ziprasidone 20–200 mg/hari) dipilih karena berhubungan dengan penurunan risiko dari efek samping ekstrapiramidal.
Jika ini tidak efektif, neuroleptik klasik seperti: haloperidol, fluphenazine, atau pimozide dapat diberikan.
Suntikan botulinum toxin efektif untuk mengendalikan tics vokal yang melibatkan kumpulan otot kecil.


Menurut Le T, et.al. (2008) dan Stead LG, et.al. (2004), dapat diberikan psikoterapi suportif dan farmakoterapi, misalnya golongan neuroleptik, benzodiazepines, dan lainnya. Neuroleptik, seperti: haloperidol, risperidone. Benzodiazepines, seperti: clonazepam, diazepam. Lainnya seperti: clonidine, pimozide

Menurut Moe PG, et.al. (2007), medikasi untuk sindrom Tourette dan tics adalah seperti berikut ini:
A. Dopamine blockers
1. Haloperidol (Haldol)
2. Pimozide (Orap)
3. Aripiprazole (Abilify)
4. Olanzapine (Zyprexa)
5. Risperidone (Risperdal)
B. Serotonergic drugs
1. Fluoxetine (Prozac)
2. Anafranil (Clomipromine)
C. Noradrenergic drugs
1. Clonidine (Catapres)
2. Guanfacine (Tenex)
D. Other
1. Clonazepam (Klonopin)
2. Baclofen (Lioresal)
3. Pergolide (Permax)

Keterangan:
* Untuk dopamine blockers, banyak yang merupakan antipsikotik.
* Serotonergic drugs bermanfaat terutama untuk obsessive-compulsive disorder.
* Noradrenergic drugs bermanfaat terutama untuk attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
* Termasuk "some off-label use", misalnya: Aripiprazole (Abilify) dan Olanzapine (Zyprexa).
* Terapi nonfarmakologis misalnya: edukasi penderita, anggota keluarganya, teman sekolah penderita, memodifikasi lingkungan sekolah sehingga penderita tidak merasa tegang atau tertekan, konseling suportif saat di sekolah dan di luar sekolah. 

Tahukah Anda?
Istilah sindrom Tourette diambil dari nama seorang dokter ahli saraf berkebangsaan Perancis (French neurologist), Georges Gilles de la Tourette (1857-1904).

Istilah tics (habit spasms) berarti:
  1. Gerakan atau kontraksi otot yang berulang-ulang, cepat, tak terkendali, dan meniru-niru
  2. Singkat, berulang-ulang, kontraksi otot stereotip yang sering suppressible 
  3. Gerakan cepat berulang-ulang tetapi tidak teratur, sering stereotip, dan secara singkat suppressible. 
  4. Sebuah berkedut lokal dan kebiasaan terutama di wajah. 
  5. Paksa berkedut otot-otot (biasanya di wajah).
Ada juga istilah "tic douloureux" yang bersinonim dengan trigeminal neuralgia, yaitu: nyeri pada saraf trigeminal yang menyebabkan rasa nyeri yang hebat pada wajah.
Menurut Moe PG, et.al. (2007), dua agen neuroleptik yang paling banyak digunakan untuk terapi sindrom Tourette dan tics adalah pimozide dan risperidone. Sedangkan medikasi yang paling efektif untuk mengatasi sindrom Tourette adalah dopamine blockers, meskipun demikian banyak anak dengan sindrom Tourette yang berhasil ditangani tanpa obat (drug treatment).

Sabtu, 26 Februari 2011

Obsesif Kompulsif

Pengertian
Obsesif-Kompulsif Disorder adalah salah satu jenis gangguan kecemasan yang lebih dikenal secara luas, tetapi dalam kenyataannya, hanya sedikit orang yang mengerti cara kerjanya. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif atau OCD, tidak gila. Mereka hanya memiliki perilaku 'gigih' yang mengacaukan kehidupan sehari-hari mereka. OCD berkisar dari tingkat yang sangat ringan hingga ke tingkat parah, dan bahkan banyak yang menyatakan bahwa setiap orang memiliki OCD, tapi ini hanyalah masalah mengendalikan pikiran dan perilaku sehingga Anda dapat hidup normal.
 
Lauren Walsh, wanita berusia 21 tahun menderita Obsessive Compulsive Disorder (OCD). OCD menyerang mental dengan ciri-ciri selalu berpikir berulang-ulang dan melakukan aktivitas yang juga dilakukan berulang-ulang.Kelainan ini membuat Lauren merasa menjadi orang yang tidak normal. Misalnya, dia selalu menghabiskan banyak waktu untuk mencuci tangan berjam-jam. Jika dihitung-hitung, ia bisa menghabiskan 10 jam sehari di kamar mandi, seperti dikutip dari DailyMirror.Lauren juga selalu merasa takut karena dia berpikir setiap inchi tubuhnya dihinggapi bakteri, sehingga dia harus mandi lagi dalam waktu lama untuk membersihkannya."Ini sampai ke titik saat saya harus mandi lima kali sehari, masing-masing berlangsung dua jam," ujar Lauren. “Rasanya, ada begitu banyak hal, yang harus saya lakukan. Setiap menit dari bagian tubuh saya harus dikontrol.”Penderitaan ini dialami Lauren sejak didiagnosis mengalami gangguan OCD di usia 12 tahun. OCD yang diderita Lauren seperti menyebabkan suara di kepalanya, yang dia sebut 'iblis di bahu'. Kondisi ini seolah meyakinkan dia selalu dalam keadaan kotor. Lauren tahu itu tidak rasional, tapi dia tidak berdaya mengendalikan dirinya.Lauren memaparkan bagaimana OCD mengendalikan hidupnya selama bertahun-tahun. Waktu itu, ibunya, Linda merasa heran, dengan kebiasaan Lauren. Lauren terus menerus mencuci tangan. Tidak hanya di rumah, bahkan juga di sekolah.Penderitaan Lauren membuat dia sulit bersosialisasi dengan teman-teman sekolah. "Saya selalu merasa tidak normal."Banyak teman-teman sekolah yang kemudian menjuluki Lauren sebagai orang aneh dan stres. Di usia 10 tahun, Lauren pernah menangis tak terkendali karena dia merasa ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Tapi, waktu itu tidak ada kenapa dia merasa bersalah.Barulah ketika berusia 12 tahun, penderitaan Lauren dikenali penyebabnya. Dia didiagnosis OCD. Saat memasuki remaja, OCD menjadi semakin melumpuhkan mental Lauren.Kamar tidurnya penuh dengan catatan karena Lauren merasa terdorong untuk terus menulis. "Aku punya catatan untuk diingat kembali ketika saya berumur 12 tahun. Orang beranggapan OCD adalah tentang mencuci tangan sedikit lebih lama dari biasanya dan kemudian Anda melanjutkan aktivitas seperti orang lain. Tapi, ternyata tidak.”Lauren melanjutkan, "Keluar dari tempat tidur memakan waktu 20 menit setiap pagi karena saya harus berbalik sampai saya berada di sudut kanan. Jika tidak merasa benar, saya ulangi sampai hal itu benar.”Setelah itu, dia akan memastikan tempat tidur selalu dalam keadaan sempurna tanpa ada kain yang kusut. Dia harus mencuci sarung bantal setiap hari dan seprai setidaknya tiga kali seminggu."Di kamar mandi aku menggunakan sabun yang berbeda dan lotion untuk bagian tubuh yang berbeda, dimulai di bagian atas dan bekerja dengan cara ke bawah. Dibutuhkan waktu dua jam setiap kali mandi,” kata Lauren.Untuk menggunakan toilet, dia harus menyekanya dulu kemudian duduk dengan cara yang benar. Lalu, dia akan selalu merobek lembar pertama kertas toilet karena takut telah tersentuh orang lain. Kemudian dia akan merobek tisu sebanyak 12 lembar untuk selanjutnya dilipat dengan cara tertentu sebelum dipakai. Untuk sekadar bangun dari toilet pun, dia masih harus memutar sampai benar-benar merasa nyaman."Saya harus berjalan lurus sempurna dan setiap langkah harus merasa benar di kaki. Jika tidak, saya harus mulai dari awal lagi. Jadi, saya akan berada di sana selama berjam-jam."
Kondisi Lauren, mirip seperti yang dialami Sam Hancox, yang akhirnya meninggal akibat kasus serupa. Sam mengalami dehidrasi dan infeksi kulit karena penyakit OCD selama 30 tahun. Penyakit ini membuat Sam selalu mandi sampai 20 jam setiap hari karena, dia takut kuman.

Pedoman Diagnostik 

untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut.

hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita.gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut :  
  1. harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri.
  2. sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
  3. pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti maksud diatas).
  4. gagasan bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus pengulangan yang tidak menyenangkan (unplesantly repetitive). 
     ada kaitan erat antara gejala obsesif terutama pikiran obsesif dengan depresi. penderita gangguan obsesif kompulsif seringkali juga menunjukkan gejala depresi dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan pikiran-pikiran obsesif selama episode depresifnya.   
     dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut meningkat atau menurunnya gejala depresif umumnya dibarengi secara paralel dengan perubahan gejala obsesif.
    bila terjadi episode akut dari ganngguan tersebut, maka diagnosis diutamakan dari gejala-gejala yang timbul lebih dahulu.
    diagnosis gangguan obsesi kompulsi ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul.
   bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer. pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.
 
    gejala obsesif "sekunder" yang terjadi pada gangguan skizofrenia sindrom Tourette. atau gangguan mental organik harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut.   
 
     
Gambaran Klinis
  1. Memiliki keasyikan dengan aturan,peraturan,kebersihan,perincian, dan pencapaian kesempurnaan
  2. Resmi, serius, tidak punya rasa humor dan memiliki sedikit teman.
  3. Memaksakan aturan secara kaku dan tidak mampu untuk mentoleransi apa yang dirasakannya sebagai pelanggaran.
  4. Tidak memiliki fleksibilitas dan intoleran.
  5. Keterampilan interpersonal pasien gangguan kepribadian obsesif kompulsif adalah terbatas.
  6. Mereka mengasingkan orang lain, tidak mampu untuk berkompromi dan memaksakan supaya orang lain tunduk pada kebutuhan mereka.
  7. Takut melakukan kesalahan, mengalami kebimbangan dan berfikir lama dalam mengambil keputusan
          

Psikoterapi/Treatment

Psikoterapi.
Treatment psikoterapi untuk gangguan obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Ada beberapa faktor OCD sangat sulit untuk disembuhkan, penderita OCD kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normal-normal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi.

Cognitive-behavioural therapy (CBT) adalah terapi yang sering digunakan dalam pemberian treatment pelbagai gangguan kecemasan termasuk OCD. Dalam CBT penderita OCD pada perilaku mencuci tangan diatur waktu kapan ia mesti mencuci tangannya secara bertahap. Bila terjadi peningkatan kecemasan barulah terapis memberikan izin untuk individu OCD mencuci tangannya. Terapi ini efektif menurunkan rasa cemas dan hilang secara perlahan kebiasaan-kebiasaannya itu.

Dalam CBT terapis juga melatih pernafasan, latihan relaksasi dan manajemen stres pada individu ketika menghadapi situasi konflik yang memberikan kecemasan, rasa takut atau stres muncul dalam diri individu. Pemberian terapi selama 3 bulan atau lebih. 

Farmakologi
Pemberian obat-obatan medis berserta psikoterapi sering dilakukan secara bersamaan dalam masa perawatan penderita OCD. Pemberian obat medis hanya bisa dilakukan oleh dokter atau psikiater atau social worker yang terjun dalam psikoterapi. Pemberian obat-obatan haruslah melalui kontrol yang ketat karena beberapa dari obat tersebut mempunyai efek samping yang merugikan.
Obat medis yang digunakan dalam pengobatan OCD seperti;
Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yang dapat mengubah level serotonin dalam otak, jenis obat SSRIs ini adalah Fluoxetine (Prozac), sertraline (Zoloft), escitalopram (Lexapro),
paroxetine (Paxil), dan citalopram (Celexa)

Trisiklik (Tricyclics)
Obat jenis trisiklik berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah. Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk

Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid (Marplan). Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen. Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.

Kamis, 24 Februari 2011

Gangguan Pervasif II

Sindrom Rett
  1. pada sebagian besar kasus onset gangguan terjadi pada usia 7-24 bulan. pola perkembangan awal yang tampak normal atau mendekati normal. diikuti dengan kehilangan sebagian atau seluruhnya keterampilan tangan dan berbicara yang telah didapat, bersamaan dengan terdapatnya kemunduran/perlambatan pertumbuhan kepala. perjalanan gangguan bersifat "progressive motor deterotation"
  2. gejala khas yang paling menonjol adalah hilangnya kemampuan gerakkan tangan yang bertujuan. dan keterampilan manipulatif dari motorik halus yang telah terlatih. disertai kehilangan atau hambatan seluruh atau sebagian perkembangan berbahasa; gerakan seperti mencuci tangan yang stereotipik, dengan fleksi lengan di depan dada atau dagu; membasahi tangan secara stereotipik dengan ludah (saliva); hambatan dalam mengunyah makanan yang baik; sering terjadi episode hiperventilasi, hampir selalu gagal dalam pengaturan buang air besar dan buang air kecil, sering terdapat penjuluran lidah dan air liur yang menetas, dan kehilangan dalam ikatan sosial.
  3. secara khas tampak anak tetap dapat "senyum sosial" (social smile), menatap seseorang dengan "kosong", tetapi tidak terjadi interaksi sosial dengan mereka pada awal masa kanak (walaupun interaksi sosial dapat berkembang kemudian)
  4. cara berdiri dan berjalan cenderung melebar (broad based), otot hipotonik, koordinasi gerak tubuh memburuk (ataksia), serta skoliosis atau kifoskoliosis yang berkembang kemudian. atrofi spinal, dengan disabilitas motorik berat yang muncul pada saat remaja atau dewasa pada kurang lebih 50% kasus. kemudian dapat timbul spastisitas dan rigiditas, yang biasanya lebih banyak terjadi pada ekstremitas atas. serangan epileptik yang mendadak (epileptic fits), biasanya dalam bentuk yang kecil-kecil, dengan onset serangan umumnya sebelum usia 8 tahun, hal ini terjadi pada kebanyakan kasus. berbeda sekali dengan autisme, idsini jarang terjadi perilaku mencederai diri dengan sengaja dan preokupasi yang stereotipik kompleks atau yang rutin.
Gangguan Disintegratif Masa Kanak Lainnya
  1. diagnosis ditegakkan berdasarkan suatu perkembangan normal yang jelas sampai usia minimal 2 tahun, yang diikuti dengan kehilangan yang nyata dari keterampilan yang sudah di peroleh sebelumnya; disertai dengan kelainan kualitatif dalam fungsi-fungsi sosial.
  2. biasanya terjadi regresi yang berat atau kehilangam kemampuan berbahasa, regresi dalam kemampuan bermain, keterampilan osial, dan perilaku adaptif, dan sering dengan hilangnya pengendalian buang air besar atau kecil, kadang-kadang disertai dengan kemerosotan pengendalian motorik.
  3. yang khas, keadaan tersebut bersamaan dengan hilangnya secara menyeluruh perhatian minat terhadap lingkungan adanya mannerisme motorik yang stereotipik dan berulang, serta hendaya dalam interaksi sosial dan komunikasi yang mirip dengan autisme.
  4. dalam hal-hal tertentu sindrom ini mirip dengan dementia pada orang dewasa, tetapi berbeda dalam tiga hal biasanya tidak ada bukti penyakit atau kerusakan organik yang dapat ditemukan (walaupun beberapa tipe disfungsi atau organik dapat ditelusuri); kehilangan keterampilan dapat diikuti dengan beberapa derajat perbaikan; hendaya dalam fungsi sosial dan komunikasi mempunyai kualitas lebih berciri autistik daripada kemunduran intelektual.
Gangguan Aktivitas Berlebih Yang Berhubungan Dengan Retardasi Mental Dan Gerakan Stereotipik

  1. diagnosis ditentukan oleh kombinasi antara perkembangan yang tak serasi dari overaktivitas yang berat, stereotipi, motorik, dan retardasi mental berat.

Rabu, 23 Februari 2011

gangguan perkembangan pervasif 1

Gangguan Asperger

ditentukan oleh kombinasi antara
  • tidak adanya keterlambatan/hambatan umum dalam perkembangan berbahasa atau perkembangan kognitif yang secara klinis jelas, seperti pada autisme.
  • adanya defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal balik dan
  • adanya pola perilaku, perhatian dan aktivitas, yang terbatas, berulang dan stereotipik.
mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama seperti yang berkaitan dengan autisme, tetapi terdapatnya keterlambatan berbahasa yang jelas akan menyingkirkan diagnosis ini.

Autisme Masa Kanak
  1.  gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang : interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang.
  2. biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tetapi bila ada  kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. tetapi gejala-gejalanya (sindrom) dapat didiagnosis pada semua kelompok umur.
  3. selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik (reciprocal social interaction). ini bentuk apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio-emosional, yang tampak sebagai kurangnya respons terhadap emosi orang lain dan/atau kurangnya modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial; buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi yang lemah terhadap perilaku sosial, emosiomal dan komunikatif, dan khususnya, kurangnya respons timbal balik sosio-emosional.
  4. demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. ini berbentuk kurangnya penggunaan keterampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubunngan sosial; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial; keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan; buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang; kurangnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain; hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai modulasi komunikatif, dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau memberi arti tambahan dalam komunikasi lisan.
  5. kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang dan stereotipik. ini berbentuk kecendrungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari; ini biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta pola bermain. terutama sekali dalam masa kanak yang dini, dapat terjadi kelekatan yang khas terhadap benda-benda yang aneh, khusunya benda yang tidak lunak. anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin dalam ritual yang sebetulnya tidak perlu;  dapat terjadi preokupasi yang stereotipik terhadap suatu minat seperti tanggal, rute, atau jadwal; sering terdapat stereotipi motorik; sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi non fungsionaldari benda-benda (misalnya bau atau rasanya); dan terdapat penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam dari lingkungan hidup pribadi (seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam rumah).
  6. semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme, tetapi pada tiga perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
Autisme Tak Khas 
  1. gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal usia onset maupun tidak terpenuhnya ketiga kriteria diagnostik. jadi kelainan dan atau hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama kalinya pada usia setelah 3 tahun , dan/atau tidak cukup menunjukkan kelainan dalam satu atau dua dari tiga bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang) meskipun terdapat kelainan yang khas dalam bidang lain.
  2. autisme tak khas sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat, yang sangat rendah kemampuannya, sehingga pasien tidak mampu menampakkan gejala yang cukup untuk menegakkan diagnosis autisme; ini juga tampak pada individu dengan gangguan perkembangan yang khas dari bahasa reseptif yang berat.

Senin, 21 Februari 2011

RETARDASI MENTAL

  • Adalah suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya kmampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.
  • Etiologi : faktor penyebab adalah kondisi genetik (kromosom dan bawaan), paparan pranatal dengan infeksi dan toksin, trauma perinatal, kondisi yang didapat, dan faktor sosiokultural
Derajat Retardasi Mental

Derajat
(RM)
IQ
Usia PraSekolah
(0-5 tahun)
Usia Sekolah
(0-21 tahun)
Usia Dewasa
(>21 tahun)
Sangat berat




Berat





Sedang





 ringan
<20





20-34





35-49





 50-69
Retardasi jelas





Perkembangan motorik yang miskin




Dapat berbicara atau belajar berkomunikasi, ditangani dengan pengawasan sedang.



 Dapat mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi, retardasi minimal
Beberapa perkembangan motorik dapat berespons namun terbatas.




Dapat berbicara atau belajar berkomunikasi namun latihan kejuruan tidak bermanfaat.



Latihan dalam keterampilan sosial dan pekerjaan dapat bermanfaat, dapat pergi sendiri ke tempat yang telah dikenal.


 Dapat belajar keterampilan akademik sampai ± kelas 6 SD
Perkembangan motorik dan bicara sangat terbatas.



Dapat berperan sebagai dalam pemeliharaan diri sendiri dibawah pengawasan ketat.

Dapat bekerja sendiri tanpa dilatih namun perlu pengawasan terutama jika berada dalam stres.

Biasanya dapat mencapai keteranpilan sosial dan kejuruan namun perlu bantuan terutama jika stres

Diagnosis
  1. tingkat kecerdasan (inteligensia) bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. meskipun ada kecendrungan umum bahwa semua keterampilan ini akan berkembang ke tingkat yang sama pada setiap individu, namun dapat terjadi suatu ketimpangan yang besar. penderita mungkin memperlihatkan hendaya berat dalam satu bidang tertentu (misalnya bahasa), atau mungkin mempunyai suatu area keterampilan tertentu yang lebih tinggi (misalnya tugas visio-spasial sederhana) yang berlawanan dengan latar belakang adanya retardasi mental berat. keadaan ini menimbulkan kesulitan pada saat menentukan kategorii diagnosis.
  2. penilaian tingkat kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang berbeda termasuk temuan klinis, perilaku adaptif (yang dinilai dalam kaitan dengan latar belakang budayanya), dan hasil tes psikometrik.
  3. untuk diagnosis yang pasti, harus ada penurunan tingkat kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan sosial biasa sehari-hari.
  4. gangguan jiwa dan fisik yang menyerta retardasi mental, mempunyai pengaruh besar pada gambaran klinis dan penggunaan dari semua keterampilannya.
  5. penilaian diagnostik adalah terhadap "kemampuan umum" (global ability) bukan terhadap suatu area tertentu yang spesifik dari hendaya atau keterampilan.
Penatalaksanaan

Terapi Terbaik untuk pencegahan
  • Primer a/ tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan atau menurunkan kondisi yang menyebabkan gangguan. tindakan tersebut yaitu pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum.
  • Sekunder a/ untuk mempersingkat perjalanan penyakit.
  • Tersier bertujuan untuk menekan kecacatan yang terjadi. dalam pelaksanaannya kedua jenis pencegahan ini dilakukan bersamaan, yang meliputi pendidikan untuk anak; terapi perilaku, kognitif dan psikodinamika; pendidikan keluarga; dan intervensi psikologis.
          Pendidikan untuk anak harus merupakan program yang lengkap dan mencakup latihan keterampilan adaptif, sosial, dan kejuruan. suatu hal yang penting adalah mendidik keluarga tentang cara meningkatkan kompetensi dan harga diri sambil mempertahankan harapan yang realistik.
          Untuk mengatasi perilaku agresi dan melukai diri sendiri dapat digunakan naltreskon untuk gerakan motorik stereotipik dapat dipakai antipsikotik seperti haloperidol dan klorpromazin. perilaku kemarahan eksplosif dapat diatasi dengan penghambat beta seperti propanolol dan buspiron. adapun untuk gangguan defisit atensi atau hiperaktivitas dapat digunakan metilpenidat.










TEORI KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN

Kemampuan  yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. kepemimpinan yang dilihat sebagai kedudukan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajibanyang dapat dimiliki oleh seseorang atau badan. kepemimpinan memberikan indikasi bahwa bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan. kepempinan termasuk didalamnya (actuating) yaitu melakukan penggerakan dan memberikan motivasi pada bawahan untuk melakukan tugas-tugasnya. hubungannya dengan manajemen adalah bahwa manjemen merupakan sutau ruang lingkup yang mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti, perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.

AZAS KEPEMIMPINAN

adalah menunjuk pada sebuah kriteria dimana seorang pemimpin harus bertindak, berpikir, dan memberi perintah dan segala peran yang dijalankan oleh seorang pemimpin harus mendasarkan pada ketentuan sebagai berikut:
  • Kemanusiaan, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan manusia oleh manusia, untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan manusia.
  • Efisiensi, secara teknis maupun sosial berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber, materiil dan manusia, atas prinsip penghematan dan adanya nilai-nilai ekonomis serta azas-azas manajemen modern.
  • Kesejahteraan dan Kebahagiaan, pemberian insentif, upah, penghargaan, dan sebagainya harus berlaku adil dalamarti merata bagi mereka yang punya prestasi menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.
TIPOLOGI KEPEMIPINAN

Tipe Otokratik, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai pernyataan.. egonya yang sangat besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya dan oleh karenanya organisasi diperlakukannya sebagai alat mencapai tujuan pribadi tersebut. 
 seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan berbagai sikap yang menonjolkan "keakuan-nya" antara lain dalam bentuk : 
  •  kecendrungan memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi.
  • pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan.
  • pengabaian peanan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara memberitahukan kepada para bawahan tersebut bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk melaksanakannya saja.
pemimpin yang otokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan yang :
  • menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
  • dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan
  • bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
  • menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
efektivitas kepemimpinan yang otokratik sangat dikaitkan dengan kekuasaan untuk mengambil tindakan yang punitif tadi. biasanya, apabila kekuasaan mengambil tindakan yang punitif itu tidak lagi dimilikinya, ketaatan para bawahan segera mengendor dan disiplin kerja segera merosot.

Tipe Paternalistik tipe paternalistik banyak terdapat dilingkungan yang bersifat tradisional, umumnya di daerah agraris. popularitas paternalistik di lingkungan masyarakat yang demikian mungkin sekali disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
  1. kuatnya ikatan primordial
  2. "extended family system"
  3. kehidupan masyarakat yang komunalistik
  4. peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasayarakat.
  5. masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.
persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan  diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai ayah yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk.
para bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang paternalistik mempunyai sifat yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraannya kepada bawahannya. akan tetapi sebaliknya, pemimpin mengharapkan bahwa kehadiran atau keberadaannya dalam organisasi tidak dipertanyakan olh orang lain.

           Tipe Kharismatik, seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. penampilan fisik ternyata bukan ukuran yang berlaku umum karena ada pemimpin  yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang hanya dilihat dari penampilan fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. para pengikut seorang pemimpin yang kharismatik tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan oleh pemimpin yang diikutinya itu. bisa saja seorang pemimpin yang kharismatik menggunakan gaya yang otokratik atau diktatorial, para pengikutnya tetap setia kepadanya.

Tipe Demokratik, pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. pendekatannya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah pendekatan yang holistik dan integralistik. seorang pemimpin yang demokratik biasanya menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi. akan tetapi dia mengetahui pula bahwa perbedaan tugas dan kegiatan, yangs ering bersifat spesialistik itu, tidak boleh dibiarkan menimbulkan cara berpikir dan cara bertindak yang berkotak-kotak. 
 
Tipe Laissez-faire, adalah sebuah frase bahasa Perancis yang berarti "biarkan terjadi" (secara harafiah "biarkan berbuat"). kepemimpinan Laissez-Faire berguna bagi tim dimana individu yang ada sangat berpengalaman dan terampil. Sayangnya, ini juga bisa berarti situasi di mana manajer kurang menunjukkan kendali.Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas, kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
 

Laman