WordPress.com News

Cari Blog Ini

Senin, 21 Februari 2011

TEORI KEPEMIMPINAN

PENGERTIAN

Kemampuan  yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. kepemimpinan yang dilihat sebagai kedudukan merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan kewajibanyang dapat dimiliki oleh seseorang atau badan. kepemimpinan memberikan indikasi bahwa bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan. kepempinan termasuk didalamnya (actuating) yaitu melakukan penggerakan dan memberikan motivasi pada bawahan untuk melakukan tugas-tugasnya. hubungannya dengan manajemen adalah bahwa manjemen merupakan sutau ruang lingkup yang mencakup kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lain seperti, perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan.

AZAS KEPEMIMPINAN

adalah menunjuk pada sebuah kriteria dimana seorang pemimpin harus bertindak, berpikir, dan memberi perintah dan segala peran yang dijalankan oleh seorang pemimpin harus mendasarkan pada ketentuan sebagai berikut:
  • Kemanusiaan, mengutamakan sifat-sifat kemanusiaan, pembimbingan manusia oleh manusia, untuk mengembangkan potensi dan kemampuan setiap individu, demi tujuan manusia.
  • Efisiensi, secara teknis maupun sosial berkaitan dengan terbatasnya sumber-sumber, materiil dan manusia, atas prinsip penghematan dan adanya nilai-nilai ekonomis serta azas-azas manajemen modern.
  • Kesejahteraan dan Kebahagiaan, pemberian insentif, upah, penghargaan, dan sebagainya harus berlaku adil dalamarti merata bagi mereka yang punya prestasi menuju pada taraf kehidupan yang lebih tinggi.
TIPOLOGI KEPEMIPINAN

Tipe Otokratik, seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. egoismenya yang sangat besar akan mendorongnya memutarbalikkan kenyataan yang sebenarnya sehingga sesuai dengan apa yang secara subjektif diinterpretasikannya sebagai pernyataan.. egonya yang sangat besar menumbuhkan dan mengembangkan persepsinya bahwa tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadinya dan oleh karenanya organisasi diperlakukannya sebagai alat mencapai tujuan pribadi tersebut. 
 seorang pemimpin yang otoriter akan menunjukkan berbagai sikap yang menonjolkan "keakuan-nya" antara lain dalam bentuk : 
  •  kecendrungan memperlakukan para bawahan sama dengan alat-alat lain dalam organisasi.
  • pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengaitkan pelaksanaan tugas dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahan.
  • pengabaian peanan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan dengan cara memberitahukan kepada para bawahan tersebut bahwa ia telah mengambil keputusan tertentu dan para bawahan itu diharapkan dan bahkan dituntut untuk melaksanakannya saja.
pemimpin yang otokratik dalam praktek akan menggunakan gaya kepemimpinan yang :
  • menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
  • dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan
  • bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
  • menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
efektivitas kepemimpinan yang otokratik sangat dikaitkan dengan kekuasaan untuk mengambil tindakan yang punitif tadi. biasanya, apabila kekuasaan mengambil tindakan yang punitif itu tidak lagi dimilikinya, ketaatan para bawahan segera mengendor dan disiplin kerja segera merosot.

Tipe Paternalistik tipe paternalistik banyak terdapat dilingkungan yang bersifat tradisional, umumnya di daerah agraris. popularitas paternalistik di lingkungan masyarakat yang demikian mungkin sekali disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
  1. kuatnya ikatan primordial
  2. "extended family system"
  3. kehidupan masyarakat yang komunalistik
  4. peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan bermasayarakat.
  5. masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.
persepsi seorang pemimpin yang paternalistik tentang peranannya dalam kehidupan organisasional dapat dikatakan  diwarnai oleh harapan para pengikutnya kepadanya. harapan itu pada umumnya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai ayah yang bersifat melindungi dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya dan untuk memperoleh petunjuk.
para bawahan biasanya mengharapkan seorang pemimpin yang paternalistik mempunyai sifat yang tidak mementingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatian terhadap kepentingan dan kesejahteraannya kepada bawahannya. akan tetapi sebaliknya, pemimpin mengharapkan bahwa kehadiran atau keberadaannya dalam organisasi tidak dipertanyakan olh orang lain.

           Tipe Kharismatik, seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi. penampilan fisik ternyata bukan ukuran yang berlaku umum karena ada pemimpin  yang dipandang sebagai pemimpin yang kharismatik yang hanya dilihat dari penampilan fisiknya saja sebenarnya tidak atau kurang mempunyai daya tarik. para pengikut seorang pemimpin yang kharismatik tidak mempersoalkan nilai-nilai yang dianut, sikap dan perilaku serta gaya yang digunakan oleh pemimpin yang diikutinya itu. bisa saja seorang pemimpin yang kharismatik menggunakan gaya yang otokratik atau diktatorial, para pengikutnya tetap setia kepadanya.

Tipe Demokratik, pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga bergerak sebagai suatu totalitas. pendekatannya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinannya adalah pendekatan yang holistik dan integralistik. seorang pemimpin yang demokratik biasanya menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi. akan tetapi dia mengetahui pula bahwa perbedaan tugas dan kegiatan, yangs ering bersifat spesialistik itu, tidak boleh dibiarkan menimbulkan cara berpikir dan cara bertindak yang berkotak-kotak. 
 
Tipe Laissez-faire, adalah sebuah frase bahasa Perancis yang berarti "biarkan terjadi" (secara harafiah "biarkan berbuat"). kepemimpinan Laissez-Faire berguna bagi tim dimana individu yang ada sangat berpengalaman dan terampil. Sayangnya, ini juga bisa berarti situasi di mana manajer kurang menunjukkan kendali.Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas, kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman