Ciri-ciri Emosi Pada Masa Pubertas
- Emosi Yang Keras biasanya anak puber akan meledak emosinya walau disebabkan oleh hal sepele, ini akibat dari pertumbuhan badannya yang begitu cepat dan perubahan yang menyertai pertumbuhan tersebut.
- Emosi Yang Tajam
- Tidak mampu mengontrol gejala eksternal emosinya (sensitivitas emosional). di saat marah, dia akan berteriak, menendang, menggigit, dan menghancurkan segala sesuatu. pada saat dia senang, maka gerakan dia menjadi tidak seimbang, perilakunya menjadi kurang baik, serta suaranya menjadi keras.
- Emosi Yang Tidak Terarah. emosinya akan diarahkan berlainan dengan asal sebabnya ini bisa diakibatkan ketakutan dia dalam menghadapinya atau karena kekurangannya. oleh karena itu dia biasanya sellalu menyembunyikan emosi ini dan bahkan menampakkan emosi sebaliknya.
Problem Emosi Pada Anak Puber
- Rasa takut.
emosi ini penting sekali untuk menjaga kehidupannya di masa bahaya. tapi jika melebihi batas natural, rasa takut akan menjadi penyakit yang dapat menghambat perilaku mereka. rasa takut bisa didapatkan dari belajar, dimana ketakutan para anak puber bisa berupa ketakutan yang berupa takut cedera, takut sakit dan kematian. atau ketakutan yang berhubungan dengan ujian-ujian, dan ketakutan yang berhubungan dengan sisi materi serta ketidakmampuan untuk mencapai taraf ekonomi tertentu, atau juga ketakutan yang berhubungan dengan keluarga, seperti takut keluarga berantakan.
- Rasa Khawatir,
dianggap gabungan emosi dari rasa takut yang terus menerus sehingga mengakibatkan ancaman bagi eksistensi fisik dan jiwa individu. kekhawatiran biasa dapat mendorong manusia untuk berkreatif dan produktif, sedang kekhawatiran yang bersumber dari penyakit, dapat menghambat individu melakukan segala aktivitas. akibat dia akan terus menerus dilanda lamunan dan mimpi yang menakutkan, mimpi buruk, dan mimpi permusuhan. bagaimana memperlakukan atau menyikapi rasa khawatir pada anak puber. kondisi takut dan khawatir yang timbul harus diketahui dulu penyebabnya. caranya dengan berdialog dan menunjukkan kepercayaan serta rasa cinta dan kehangatan kepada mereka. barulah kemudian memulai proses pengobatan, dengan hal-hal sebagai berikut ini.
· Mencampurkan sumber-sumber ketakutan dan kekhawatiran dengan hal-hal yang disukai.
· Mencoba menanamkan keberanian di saat tekena sumber ketakutan dan khawatir.
· Menanamkan rasa percaya diri dan menunjukkan kemahiran dan kemampuan yang dimilikinya dan mengorganisasinya.
3. Rasa Cinta
Rasa cinta timbul dari hubungan-hubungan ceria, komunikasi yang terus menerus, pemenuhan kebutuhan, bantuan serta perilaku yang baik. Biasanya anda menemukan sang anak sangat tergantung pada orang yang lebih tua, hanya karena orang ini selalu bersamanya, memberikan salam, dan menghormati pandangannya.
Kemudian pertumbuhan organ-organ seksual mendorong hubungan ini ke tepi laim. Setiap senyuman basa-basi dari seorang gadis akan dianggapnya sebagai cinta. Hal ini bukan penyakit!. Energi cinta pada diri anak pubertas bisa dieksploitasi dan digunakan untuk banyak hal selain cinta seksual dan ketergantungan terhadap gender lain.
4. Rasa Sedih, Putus Asa, dan Pasrah
Rasa ini disebabkan oleh ketidakmampuan mengekspresikan diri. Sebagian mereka memilih untuk menyembunyikan emosinya dan tidak menampakannya. Bisa juga rasa sedih, pasrah, dan putus asa timbul dari pengecilan masyarakat terhadap peran dan dirinya, atau juga konflik adat istiadat dan kebiasaan keluarga yang tidak stabil.
Tanda-tanda sedih ini bisa dilihat dari ketidakpeduliannya, tidak bisa tidur, sakit fisik, serta timbulnya dampak-dampak fisiologis seperti kehilangan nafsu makan dan susah buang air besar.
Mengobatinya dengan memberi perlindungan, mencoba mengubah keadaan sekitar dan memperbaikinya, serta menyalurkan hobi dan bakatnya, supaya emosinya dapat ditumpahkan.
5. Rasa Marah
Anak puber akan marah jika dia merasa dizalimi atau dihambat aktivitasnya dengan membebaninya untuk belajar; atau di saat diremehkan, dihina, dan diolok-olok.
Marah mereka biasanya dapat berupa
a. Gerakan, ini terlihat pada aktivitas gerakan yang bertambah dan memusuhi orang lain.
b. Ucapan, seperti berteriak, mengumpat, dan mengancam.
c. Ekspresi, terlihat pada raut muka mereka.
d. Imajinasi, melalui cara tidak langsung, yaitu melamun.
Biasanya ada karakteristik yang menunjukkan emosimarah dan berbeda satu sama lain. Anak perempuan cenderung bergulat dengan khayalan dan lari dari alamnya, maka emosinya lebih terlihat sangat tenang, menyerah dan tertutup. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu bisa keluar dalam bentuk helaan-helaan nafas kencang dan isakan-isakan, seperti tangisan tanpa sebab dan keluar air mata dalam keadaan tertawa. Pada anak laki-laki, gejala eksternal emosinya cenderung kekerasan, akan tetapi pada umumnya dia akanmelawannya dan tidak mau menyerah pada emosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar