WordPress.com News

Cari Blog Ini

Rabu, 23 Februari 2011

gangguan perkembangan pervasif 1

Gangguan Asperger

ditentukan oleh kombinasi antara
  • tidak adanya keterlambatan/hambatan umum dalam perkembangan berbahasa atau perkembangan kognitif yang secara klinis jelas, seperti pada autisme.
  • adanya defisiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial yang timbal balik dan
  • adanya pola perilaku, perhatian dan aktivitas, yang terbatas, berulang dan stereotipik.
mungkin terdapat atau tidak terdapat masalah dalam komunikasi yang sama seperti yang berkaitan dengan autisme, tetapi terdapatnya keterlambatan berbahasa yang jelas akan menyingkirkan diagnosis ini.

Autisme Masa Kanak
  1.  gangguan perkembangan pervasif yang ditandai oleh adanya kelainan dan/atau hendaya perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun, dan dengan ciri kelainan fungsi dalam tiga bidang : interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku yang terbatas dan berulang.
  2. biasanya tidak jelas ada periode perkembangan yang normal sebelumnya, tetapi bila ada  kelainan perkembangan sudah menjadi jelas sebelum usia 3 tahun, sehingga diagnosis sudah dapat ditegakkan. tetapi gejala-gejalanya (sindrom) dapat didiagnosis pada semua kelompok umur.
  3. selalu ada hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik (reciprocal social interaction). ini bentuk apresiasi yang tidak adekuat terhadap isyarat sosio-emosional, yang tampak sebagai kurangnya respons terhadap emosi orang lain dan/atau kurangnya modulasi terhadap perilaku dalam konteks sosial; buruk dalam menggunakan isyarat sosial dan integrasi yang lemah terhadap perilaku sosial, emosiomal dan komunikatif, dan khususnya, kurangnya respons timbal balik sosio-emosional.
  4. demikian juga terdapat hendaya kualitatif dalam komunikasi. ini berbentuk kurangnya penggunaan keterampilan bahasa yang dimiliki di dalam hubunngan sosial; hendaya dalam permainan imaginatif dan imitasi sosial; keserasian yang buruk dan kurangnya interaksi timbal balik dalam percakapan; buruknya keluwesan dalam bahasa ekspresif dan kreativitas dan fantasi dalam proses pikir yang relatif kurang; kurangnya respons emosional terhadap ungkapan verbal dan non-verbal orang lain; hendaya dalam menggunakan variasi irama atau penekanan sebagai modulasi komunikatif, dan kurangnya isyarat tubuh untuk menekankan atau memberi arti tambahan dalam komunikasi lisan.
  5. kondisi ini juga ditandai oleh pola perilaku, minat dan kegiatan yang terbatas, berulang dan stereotipik. ini berbentuk kecendrungan untuk bersikap kaku dan rutin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari; ini biasanya berlaku untuk kegiatan baru dan juga kebiasaan sehari-hari serta pola bermain. terutama sekali dalam masa kanak yang dini, dapat terjadi kelekatan yang khas terhadap benda-benda yang aneh, khusunya benda yang tidak lunak. anak dapat memaksakan suatu kegiatan rutin dalam ritual yang sebetulnya tidak perlu;  dapat terjadi preokupasi yang stereotipik terhadap suatu minat seperti tanggal, rute, atau jadwal; sering terdapat stereotipi motorik; sering menunjukkan minat khusus terhadap segi-segi non fungsionaldari benda-benda (misalnya bau atau rasanya); dan terdapat penolakan terhadap perubahan dari rutinitas atau dalam dari lingkungan hidup pribadi (seperti perpindahan mebel atau hiasan dalam rumah).
  6. semua tingkatan IQ dapat ditemukan dalam hubungannya dengan autisme, tetapi pada tiga perempat kasus secara signifikan terdapat retardasi mental.
Autisme Tak Khas 
  1. gangguan perkembangan pervasif yang berbeda dari autisme dalam hal usia onset maupun tidak terpenuhnya ketiga kriteria diagnostik. jadi kelainan dan atau hendaya perkembangan menjadi jelas untuk pertama kalinya pada usia setelah 3 tahun , dan/atau tidak cukup menunjukkan kelainan dalam satu atau dua dari tiga bidang psikopatologi yang dibutuhkan untuk diagnosis autisme (interaksi sosial timbal balik, komunikasi, dan perilaku terbatas, stereotipik, dan berulang) meskipun terdapat kelainan yang khas dalam bidang lain.
  2. autisme tak khas sering muncul pada individu dengan retardasi mental yang berat, yang sangat rendah kemampuannya, sehingga pasien tidak mampu menampakkan gejala yang cukup untuk menegakkan diagnosis autisme; ini juga tampak pada individu dengan gangguan perkembangan yang khas dari bahasa reseptif yang berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laman